free page hit counter
Cara investasi saham. | FREEPIK
Cara investasi saham. | FREEPIK

Cara Investasi Saham dalam 6 Langkah Mudah

Artikel diperbarui pada 8 Oktober 2022.

Bagaimana cara investasi saham? Bagi pemula, transaksi perdagangan saham tampak membingungkan. Tapi kalau kamu ingin belajar tentang cara jual-beli saham, artikel kali ini membahas panduan lengkap. Ikuti 6 langkah investasi saham di bawah ini dan siap mulai hari ini.

Cara investasi saham. | FREEPIK
Cara investasi saham. | FREEPIK

Pasar saham merupakan salah satu tempat berinvestasi legal dan berpotensi menghasilkan cuan tinggi. Salah satu orang yang berhasil sukses di pasar saham, serta paling populer di dunia adalah Warren Edward Buffett.

Buffett pernah menjadi orang terkaya pertama di dunia pada 2008 versi majalah Forbes. Lalu, di tahun 2012 ia kembali masuk dalam daftar orang terkaya ketiga dengan kekayaan sebesar US$ 44 milyar. Dan tahun 2021 ini, kekayaan Buffett sudah mencapai US$ 99,6 miliar.

Nah, jika ingin investasi saham dan menjadi orang seperti Buffett, kamu bisa segera memulainya dengan berinvestasi saham saat ini juga. Tentunya, kamu harus mengetahui terkait cara investasi saham terlebih dulu yang akan dibahas berikut ini.

6 Cara Investasi Saham Terbaik Untuk Para Investor

#1. Sebelum Investasi Saham, Kamu Perlu Investasi Waktu Terlebih Dulu

Sebelum benar-benar terjun ke dunia saham, kamu bisa mengalokasikan waktu untuk mempelajari terkait dasar-dasar investasi saham dulu. Pahami semua istilah yang ada agar tidak membuat bingung, bahkan sampai pusing kepala.

Biar gak hanya mempelajari secara teori, latih kemampuan yang sudah dipelajari dengan memakai akun trading untuk simulasi perdagangan di pasar saham, seperti RTI atau Stockbit.

Perlu disadari bahwa menggunakan akun simulasi seringkali berbeda jauh hasilnya, karena masalah emosi. Saat menggunakan akun riil, kamu bisa saja kurang tega melakukan los cut untuk menghindari risiko lebih tinggi.

Gabunglah ke komunitas atau grup media sosial khusus membahas saham. Biasanya, di forum seperti itu terdapat banyak orang ahli, serta bisa menjadi tempat bertanya.

Selain itu, kamu bisa membaca informasi seputar berita ekonomi dan bisnis, lalu membaca buku tentang saham, atau kalau malas membaca, bisa melihat tayangan Youtube khusus pembahasan saham.

#2. Kamu Bisa Memulainya dengan Jumlah Kecil

Perlu diingat, meskipun kamu memiliki dana besar, tapi kalau salah kelola bisa membuatmu rugi besar, lho. Semakin besar dana dipertaruhkan, maka semakin besar pula risikonya.

Oleh karena itu, jika kamu baru pertama kali terjun ke pasar saham, pastikan untuk memulainya dengan dana kecil saja, misalnya Rp.10 juta sampai Rp.30 juta. Bahkan, banyak orang yang memulai dengan dana ratusan ribu, seperti Rp.500.000 setiap bulannya.

Apabila ingin memulai dengan dana kecil, kamu bisa memilih perusahaan sekuritas yang menyediakan akun dengan minimal deposit awal Rp.100.000.

#3. Jangan Lupa Untuk Mengamati Situasi Ekonomi serta Politik

Menjadi investor saham sama halnya dengan kamu memiliki perusahaan. Artinya, perusahaanmu hidup dalam dunia nyata yang amat rentan dengan perubahan, terutama masalah ekonomi. Tentunya, itu  akan berpengaruh terhadap harga saham sendiri.

Selain itu, harga saham bisa bisa berupa persepsi investor. Jadi, walaupun tidak berpengaruh langsung, kondisi politik seringkali menjadi pengaruh pergerakan saham.

Bahkan, rumor-rumor yang beredar bisa menjadi pemantik serius dalam dunia saham.

Dalam hal ini, kamu mesti peka terhadap situasi ekonomi dan politik untuk bisa mengambil keputusan terbaik.

Sehingga, rajin-rajinlah membaca berita bisnis, ekonomi, serta politik, ya.

Biasanya, berita-berita itu sering membahas kebijakan pemerintah dan berpengaruh langsung terhadap masa depan perusahaan yang sahamnya kamu pegang.

#4. Pahami Perusahaan serta Industrinya

Cara investasi saham bisa dimulai dengan memahami perusahaan serta industrinya sendiri. Cari perusahaan dengan saham terbaik, lalu pahami kinerja yang dimilikinya.

Jangan lupa untuk memperhatikan industri perusahaan, apakah sedang naik atau surut.

Walaupun dana yang diinvestasikan termasuk receh, jika dibandingkan dengan investor profesional.

Setidaknya kamu harus punya ‘pegangan’ serupa dalam memahami perusahaan yang ingin dibeli, seperti para investor berpengalaman.

#5. Pilihlah Saham Big Caps

Big Caps merupakan istilah untuk saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar, sehingga tidak mudah dimanipulasi oleh investor modal besar.

Istilah lain dari saham big caps adalah saham lapis satu atau blue chips. Menariknya, kapitalisasi saham ini bisa mencapai angka hingga Rp.40 triliun.

Di bawah ini merupakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp.100 triliun berdasarkan kenaikan market cap per 8 April 2021:

  • BBRI (3,57% | Rp.531,18 triliun
  • HMSP (1,48% | Rp.159,35 triliun
  • TPIA (1,37% | Rp.197,95 triliun
  • BBNI (2,20% | Rp.107,08 triliun
  • CPIN (1,43% | Rp.116,01 triliun
  • BBRI (1,40% | Rp.531,18 triliun

#6. Pilih Saham dengan PER Rendah

PER (Price to Earning Ratio) atau rasio PE merupakan alat penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan keuntungan tahunan perusahaan.

Biasanya, saham yang memiliki nilai rasio PE rendah lebih menarik, karena laba per saham relatif tinggi, dibandingkan harga sahamnya.

Tingkat rasio itu menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Semakin tinggi rasio P/E, maka semakin besar kepercayaan investornya.

Sebenarnya, tidak ada ketentuan khusus seberapa besar atau kecil batas dari nilai PE yang harus kamu pilih, karena harus dibandingkan dengan PE dari emiten serupa. Jadi, nilai PER tinggi, belum tentu harga sahamnya tidak akan naik kembali.