free page hit counter
reksadana saham vs saham

Reksadana Saham VS Saham, Mana yang Harus Dipilih?

Jika berbicara reksadana saham vs saham, pasti penasaran mana yang paling cocok dipilih. Keduanya memang sama-sama bergerak di pasar saham, tapi sebenarnya ada perbedaan. Paling mencolok adalah pihak yang mengelola dana investasi.

Antara reksadana saham dan saham juga berbeda dalam hal tingkat risiko maupun pengembaliannya. Banyak yang memandang investasi saham jauh lebih menguntungkan. Tapi tidak sedikit yang ternyata memilih instrumen berupa reksadana saham.

Bagi para pemula, sebaiknya ketahui lebih detail apa perbedaan antara reksadana saham dan saham agar tahu mana yang menguntungkan. Selain itu, buat pertimbangan pula untuk memilih instrumen yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan. Simak uraian lengkapnya berikut:

Perbedaan Reksadana Saham dan Saham

Reksadana saham vs saham, sebaiknya memilih instrumen apa untuk investasi yang mendatangkan profit besar? Sebelum menentukan, lebih baik jika tahu perbedaan antara keduanya. Beberapa hal yang membedakan reksadana saham dan berinvestasi dengan saham adalah:

1. Pengelola Dana

Perbedaan pertama yaitu dalam hal pengelola dana. Untuk saham, investor sendiri yang berperan langsung mengelola dananya. Jika berinvestasi dengan saham, paling tidak harus belajar teknik-teknik investasi dan paham mengenai kondisi keuangan.

Berbeda dengan reksadana saham, dananya dikelola oleh manajer investasi dalam perusahaan. Instrumen ini memudahkan siapa saja yang tidak paham teknik investasi. Semua tinggal diserahkan ke perusahaan penyedia reksadana saham.

Dari perbedaan ini bisa dilihat bahwa yang masih awam di dunia investasi sebaiknya memilih reksadana saham. Instrumen saham memerlukan pemantauan setiap saat. Investor pun perlu konsultasi dengan broker agar tidak salah ambil keputusan.

2. Tingkat Pengembalian

Mana yang memiliki tingkat pengembalian lebih tinggi dari reksadana saham vs saham? Jawabannya tentu saham. Meskipun harus menanggung biaya online trading sekitar 0,1-0,3%, tapi timbal baliknya menggiurkan.

Selain itu, investasi saham mempunyai dua sumber keuntungan. Pertama dari dividen yang dibagikan perusahaan. Keuntungan lainnya menyesuaikan dengan capital gain (kenaikan harga).

Sedangkan reksadana saham memiliki tingkat pengembalian lebih kecil dibandingkan saham. Hal tersebut dikarenakan ada fee yang harus dibayarkan kepada manajer investasi. Nominalnya tergantung kesepakatan dua pihak.

3. Tingkat Risiko

Instrumen saham yang tingkat pengembaliannya tinggi pastinya memiliki risiko besar. Semua keputusan sell atau buy ada di tangan investor. Karena itulah, jika ada kerugian harus ditanggung sendiri.

Kalau di reksadana saham, tingkat resikonya lebih kecil. Pemilik dana tidak dibuat pusing dengan teknik investasi yang mungkin saja sulit dipahami. Selain itu juga tidak bingung untuk mengambil keputusan.

Untuk reksadana saham, semua keputusan diserahkan kepada pengelola dana. Manajer investasi tentunya lebih berpengalaman karena keputusannya mempengaruhi reputasinya. Kalaupun ada kerugian akan ditanggung bersama.

4. Pajak

Sebelum menentukan antara reksadana saham atau saham, lihat perbedaan satu ini. Pajak merupakan komponen yang akan mempengaruhi pendapatan. Antara kedua instrumen ini, manakah yang dibebani pajak?

Perlu diketahui bahwa saham adalah instrumen yang terkena wajib pajak. Saat melakukan penjualan, besar pajaknya 0,1%. Ada pula pajak 10% ketika memperoleh dividen.

Lain hal dengan reksadana saham yang tidak terkena pajak sesuai ketentuan Bareksa. Hasil pengembalian yang diterima bukanlah objek pajak. Namun tetap ada kewajiban melapor keuntungan yang dibuat di laporan SPT tahunan.

5. Minimal Investasi

Bagi pemula, manakah antara reksadana saham vs saham yang harus dipilih? Keduanya mempunyai perbedaan minimal investasi. Sebagai pertimbangan, lihat dulu berapa besarannya dan sesuaikan dengan dana yang dimiliki.

Jika memilih saham, pastikan menyiapkan dana yang besar. Masing-masing sekuritas menerapkan kebijakan sendiri soal minimal deposit ke rekening. Ada yang mengharuskan menyetor Rp500.000, bahkan hingga Rp5.000.000.

Tapi dengan reksadana saham, tidak memerlukan modal besar. Sangat cocok untuk investor semua kalangan, termasuk mahasiswa. Awal investasi instrumen ini mulai puluhan atau ratusan ribu saja.

6. Keleluasaan Memilih Saham

Perbedaan berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah keleluasaan investor. Sebenarnya dari beberapa pembeda sebelumnya sudah bisa diketahui. Bagi yang menggunakan saham dapat memilih apa saja.

Sebagai pengelola dana, investor memang mempunyai keleluasaan untuk menentukan saham mana yang akan dibeli. Jika ingin menjual pun sesuai keputusan sendiri. Inilah pentingnya selalu berkonsultasi agar kerugian bisa diminimalisir.

Sedangkan pada reksadana saham, pemilik dana tidak mempunyai keleluasaan tersebut. Jenis saham diserahkan dan menjadi tanggung jawab perusahaan asset management. Investor tidak diberi andil untuk memilihnya.

7. Risiko Fluktuasi Harga

Ketika membahas reksadana saham vs saham, tentu akan memunculkan keunggulan dan kelemahannya. Salah satunya terkait risiko fluktuasi harga. Hal ini bisa saja turut mempengaruhi tingkat imbal hasil yang didapatkan nanti.

Saham adalah instrumen yang mempunyai tingkat risiko terbesar. Fluktuasi penurunan harga bisa di tingkat tinggi dan mencapai puluhan persen hanya dalam beberapa hari saja. Banyak yang menjadi penyebab, seperti kondisi perekonomian dan fundamental perusahaan.

Sedangkan pada reksadana saham, fluktuasi harga memang memberikan dampak. Hanya saja persentase resiko kerugiannya lebih kecil. Manajer investasi selalu melakukan verifikasi sebelum menjual dan membeli.

8. Proses Pencairan Dana

Hal terakhir yang membedakan antara reksadana saham dengan investasi saham adalah proses pencairan dananya. Pertimbangan ini diperlukan sebelum memilih antara kedua instrumen tersebut. Jika prosesnya sulit, tentu mempengaruhi keuntungan yang diperoleh.

Dana yang dicairkan dari investasi instrumen saham tidak memerlukan waktu lama. Dana dapat diterima kapan saja dan prosesnya cepat masuk ke rekening. Kemudahan tersebut karena tidak ada pihak ketiga sebagai perantara.

Inilah bedanya dengan reksadana saham yang semuanya menjadi tanggung jawab perusahaan asset management. Karena menggunakan agen pengelola, proses pencairan dana sedikit lebih lama. Paling tidak dana masuk ke rekening setelah lima hari kerja.

Antara Reksadana Saham dan Saham, Mana yang Cocok Dipilih?

Reksadana saham vs saham, manakah sebaiknya yang harus dipilih? Jika melihat perbedaan yang sudah dijelaskan, kedua instrumen tersebut mempunyai kelebihan masing-masing. Pemilihannya harus ditentukan sendiri oleh investor sesuai dengan kondisinya.

Jika mau belajar teknik investasi dalam waktu lama, tidak masalah memilih saham. Instrumen saham cocok bagi yang paham seluk beluk perusahaan yang dipilihnya dan bersedia mengambil risiko. Selain itu diperuntukkan bagi yang berencana investasi jangka panjang.

Kalau reksadana saham lebih cocok bagi pemula yang masih minim pengalaman. Bantuan manajer investasi membuatnya tidak perlu takut dengan risiko. Reksadana saham juga menjadi pilihan untuk investor yang belum punya dana besar.

Setelah membaca uraian di atas, tidak perlu bingung membandingkan reksadana saham vs saham. Kedua instrumen tersebut mempunyai keuntungan sendiri. Perbedaan mendasar keduanya menjadi pertimbangan memilih yang tepat.

Antara reksadana saham dan saham sebenarnya menjadi instrumen investasi yang cocok dipilih siapa saja. Hanya saja terlebih dahulu harus melihat kondisi dan kemampuan dana yang disiapkan. Jika siap dengan semua resiko, bisa langsung memulai berinvestasi dengan saham.

Khusus bagi pemula, sebaiknya memilih reksadana saham dulu. Nilai investasi minimal tidak memerlukan dana besar. Selain itu ada bantuan dari perusahaan asset management yang sudah berpengalaman, sehingga bisa berinvestasi dengan aman. Risiko kerugiannya juga lebih kecil.