free page hit counter
Hambatan Bisnis Internasional
Ini 6 hambatan bisnis internasional yang harus kamu pecahkan sebelum mulai. | via goodscoop.id

6 Hambatan Bisnis Internasional: Selesaikan Ini Sebelum Mulai

Artikel diperbarui pada 19 Juni 2021.

Perdagangan di bisnis internasional tidak hanya memiliki target atau konsumen di satu negara saja, melainkan konsumen di negara lain juga menjadi penting untuk diperhatikan. Apa saja hambatan bisnis internasional yang perlu diawasi?

Hambatan Bisnis Internasional
Ini 6 hambatan bisnis internasional yang harus kamu pecahkan sebelum mulai. | via goodscoop.id

Bisnis internasional merupakan bisnis yang dijalankan dalam skala internasional.

Perhatian pada pelaku bisnis internasional tidak hanya ditujukan pada kebutuhan pasar dalam negeri, melainkan juga menyesuaikan dengan kebutuhan pasar luar negeri.

Baca Juga: Cara Jualan Online ke Luar Negeri Melalui Kerjasama

Bisnis internasional melakukan impor dan ekspor yang ditujukan agar mendapat keuntungan dan memperluas usaha ke negara lain, yang nantinya dapat disebut dengan perusahaan multinasional.

Saat ini perdagangan dapat dilakukan dalam pasar internasional. Dimana untuk berbisnis di skala internasional atau skala global bukanlah hal yang terlalu sulit dilakukan.

Seluruh usaha atau bisnis dapat memasuki pasar internasional.

Namun, bagaimana pun tetap ada yang namanya kendala atau hambatan untuk memasuki pasar internasional.

Oleh karena itu sebagai pelaku bisnis yang ingin memasuki pasar internasional perlu memperhatikan hambatan jika ingin membangun bisnis internasional.

6 Hambatan Bisnis Internasional Sebelum Kamu Mulai Buka Cabang di Luar Negeri

Berikut ini adalah 6 hambatan bisnis internasional yang umum dialami oleh pelaku bisnis antar negara. Kalau kamu berhasil mengidentifikasi masalah yang mungkin saja muncul dan bersiap diri dengan mengatur strategi, kamu sudah selangkah lebih maju daripada kompetitor.

Nah, apa saja hambatan memulai bisnis di luar negeri?

Perbedaan Budaya Tiap Negara

Adanya perbedaan budaya dan kebiasaan di setiap negara, dapat menjadikan hambatan dalam menjalani bisnis internasional.

Hal itu dikarenakan untuk memasuki skala global atau skala internasional, dan untuk memasuki pasar negara asing, pelaku usaha harus memahami apa yang menjadi kebiasaan masyarakat di negara tersebut.

Dengan perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat di setiap negara, pelaku bisnis perlu mempertimbangkan faktor budaya dan kebiasaan tersebut untuk memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat dari negara yang dituju.

Sebagai contoh, jika ingin berbisnis makanan seblak di Jepang, pelaku bisnis harus memperhatikan bagaimana kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Jepang.

Karena masyarakat Jepang tidak menyukai pedas, maka terdapat hambatan untuk menjalani bisnis seblak hingga ke Jepang.

Hal tersebut dapat disiasati dengan memproduksi seblak dengan rasa pedas yang sangat sedikit, lalu produk khusus tersebut dikhususkan dikirim atau diekspor ke Jepang.

Peraturan Pemerintah

Untuk memasuki pasar global, pelaku bisnis perlu memperhatikan dan memahami bagaimana peraturan pemerintah di negara yang dituju. H

al itu bertujuan agar bisnis internasional yang dijalankan dapat disetujui sesuai dengan peraturan pemerintah di negara yang dituju.

Selain itu, dengan memperhatikan salah satu hambatan ini justru akan mengurangi resiko untuk terkena konflik saat berbisnis di pasar internasional.

Sistem atau Peraturan Perpajakan di Negara yang Dituju

Perpajakan menjadi suatu hal yang sangat penting dan harus diperhatikan untuk membangun bisnis di pasar internasional.

Hal ini dikarenakan perpajakan bisa menjadi hambatan besar untuk melakukan ekspor dan impor.

Tarif pajak yang tidak menentu dan memiliki ketentuannya sendiri di setiap negara menjaadi perhatian yang khusus untuk berbisnis di pasar internasional.

Jika tidak memperhatikan bagaimana sistem dan peraturan perpajakan di negara yang menjadi target bisnis, justru hanya dapat menjadi hambatan karena perubahan tarif pajak yang drastis sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis internasional.

Pajak yang harus diperhatikan tentu saja pajak atas usaha, pajak produk (bagaimana peraturan pajak untuk usaha produk barang dan bagaimana ketetapan pajak untuk usaha produk jasa), dan lainnya.

Selain memperhatikan pajak untuk usaha atau bisnis itu sendiri, perlu diperhatikannya bea cukai yang mempengaruhi impor dan ekspor.

Bea cukai sendiri memberikan tarif untuk kegiatan impor dan ekspor.

Bila bea cukai terlalu tinggi atau mengalami peningkatan yang mendadak dapat merugikan bisnis tersebut, baik dari pihak pelaku bisnis dan konsumen.

Dimana konsumen merasa rugi karena harus membayar tinggi untuk pajak dan bea cukai.

Sementara pelaku bisnis akan merasa rugi karena akibat bea cukai dan pajak yang tinggi dapat menyebabkan resiko konsumen untuk pergi.

Oleh karena itu, pelaku bisnis insternasional perlu memperhatikan pajak dan bea cukai agar dapat malkukan transaksi secara aman, baik, dan tidak merugikan bisnis internasional yang dijalankan.

Kondisi Politik Negara yang Dituju

Kondisi politik negara yang dituju tentu menjadi faktor yang bila tidak diperhatikan tentu akan menjadi hambatan dalam melakukan bisnis di pasar internasional.

Berbisnis di negara dengan kondisi politik yang baik akan mengurangi resiko kerugian pada bisnis internasional.

Sementara jika kondisi politik negara yang menjadi target usaha justru sedang dalam kondisi konflik justru akan memberikan dampak kerugian pada bisnis internasional.

Jika suatu negara terjadi suatu konflik, dapat dimungkinkan masyarakatnya yang tadinya menjadi target bisnis menjadi ragu atau tidak tertarik dengan bisnis yang dijalankan.

Kondisi Ekonomi Negara yang Dituju

Kondisi ekonomi suatu negara menjadi perhatian yang tak kalah penting dalam berbisnis di pasar internasional.

Untuk dapat mengetahui target konsumen yang sesuai dengan produk yang dihasilkan bisnis internasional, perlu memperhatikan juga bagaimana kondisi ekonomi negara yang dituju.

Tanpa memperhatikan kondisi ekonomi negara yang menjadi sasaran bisnis, maka dapat menjadikan bisnis yang dijalankan tidak sampai kepada konsumen yang menjadi target usaha.

Kondisi ekonomi yang harus diperhatikan agar tidak menjadi hambatan dalam bisnis internasional ialah dilihat dari:

  • berapa rata-rata pendapatan masyarakat di negara tersebut,
  • bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di negara tersebut,
  • bagaimana raa-rata pengeluaran masyarakat di negara tersebut, dan
  • yang paling utama ialah berapa rata-rata harga yang sejenis produk yang akan dijual di negara tersebut.

Sebagai contoh, kondisi ekonomi negara Jepang termasuk baik, dimana kesejahteraan masyarakatnya tinggi.

Pendapatan masyarakat juga cukup tinggi, dengan biaya hidup di Jepang juga tinggi.

Dengan melihat rata-rata pendapatan dan pengeluaran serta biaya yang biasanya dipatokkan di Jepang, menjadi acuan dalam produksi album Jepang.

Seperti setiap artist K-Pop yang merilis album Jepang, mereka menjualnya dengan harga yang jauh berbeda dengan album Korea.

Selain isi, harga, tampilan, kualitas, bahkan merchandise yang diberikan juga berbeda bila dibandingkan dengan hasil produksi album Korea.

Juga dengan melihat rata-rata harga jual album artist Jepang yang terbilang tinggi, bahkan dapat mencapai harga (bila dirupiahkan) Rp 1.500.000, sehingga artist K-Pop yang merilis album Jepang memasang harga yang lebih tinggi dibandingkan produksi untuk album Korea.

Perbedaan Sumber Daya yang Dimiliki

Dalam hal ini, terbatasnya sumber daya tertentu di setiap negara menjadi hambatan yang mempengaruhi bisnis internasional.

Bila ingin berbisnis menjadi perusahaan multinasional, dimana memperluas usaha hingga membuka kantor regional di setiap negara, maka perlu memahami apa saja resiko yang ada di setiap negara.

Salah satunya yaitu sumber daya yang terbatas.

Sumber Daya Alam (SDA) menjadi hal yang menjadi hambatan besar, terutama bila ingin membuka bisnis dengan cabang yang berada di luar negeri tempat kantor pusat.

Sebagai contohnya, untuk dapat membuka usaha atau bisnis makanan Indonesia di Jepang, adanya keterbatasan sumber daya alamnya, dimana bahan untuk membuat makanan Indonesia tidak terdapat di Jepang.

Dengan mengimpor bahan yang hanya ada di Indonesia, seperti tempe untuk dikirim ke Jepang, diperlukan biaya yang besar untuk pengiriman atas impor dan ekspor sejumlah tempe tersebut.

Maka hambatan tersebut dapat diatasi dengan inovasi yang tidak mudah dan tidak murah, dimana dibutuhkan waktu untuk meneliti dan mencoba membuat tempe khas Indonesia dengan bahan yang ada di Jepang.

Sekian beberapa informasi mengenai hambatan bisnis internasional yang dapat dibagikan. Semoga bermanfaat!