free page hit counter

4 Tips Mengelola Keuangan Bersama Pasangan Agar tidak Saling Dirugikan

Artikel diperbarui pada 6 Oktober 2022.

Person holding a jar with coins Free Photo
Ilustrasi | FREEPIK

Menjadi wanita karir ataupun mengurus rumah tangga adalah pilihan masing-masing. Ada wanita yang sudah bekerja dari sejak sebelum menikah dan ada yang memulai bekerja setelah menikah untuk membantu ekonomi keluarga.

Ketika sepasang suami-istri sama-sama memiliki penghasilan dari kerja masing-masing, bagaimana sih cara mengatur keuangan keluarga agar suami tidak lepas dari tanggung jawab nafkah? 4 Tips ini akan menjawab persoalan kamu, yuk simak!

#1. Suami Tetap Berkewajiban Menafkahi

Suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya, dari nafkah pokok untuk istri, anak, dan kebutuhan harian lainnya. Ketika tanggung jawab kepala keluarga dihandle sebagian oleh istri karena kebutuhan yang semakin banyak atau karena memang istri ingin membantu dengan kelebihan harta yang dimilikinya, hal ini sah dan boleh-boleh saja.

Tapi sebagai kepala keluarga seorang suami tetap wajib memberikan nafkah untuk kebutuhan pokok walapun penghasilan istri lebih banyak atau istri merasa tidak butuh nafkah dari suami.

“Semandiri-mandirinya seorang istri, selayaknya dia tetap meminta jatah nafkah kepada suaminya sebelum nafkah tersebut diberikan kepada wanita lain.”

#2. Hindari Berinvestasi Sepihak

Beberapa suami-istri yang sama-sama bekerja akan membagi pendapatannya untuk nafkah dan menabung atau diinvestasikan untuk bisnis. Ada keluarga yang bersepakat uang istri digunakan untuk makan dan biaya kebutuhan harian dan penghasilan suami digunakan untuk menabung atau investasi atau sebaliknya.

Cara seperti di atas seakan terlihat adil tapi ternyata akan merugikan salah satu pihak jika suatu saat terjadi perceraian.

Sebagai contoh jika uang istri digunakan untuk nafkah dan uang suami digunakan untuk investasi, jika terjadi perceraian pihak istri tidak akan mendapatkan apapun padahal kehidupan suami selama ini ditanggung dari penghasilan istri. Dan uang suami tetap utuh karena tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban nafkah.

#3. Tentukan Kebutuhan yang Ditanggung Suami atau Istri

Sekalipun kewajiban nafkah terletak di pundak suami sebagai kepala keluarga, tapi tidak ada salahnya menggunakan uang istri untuk beberapa kebutuhan yang sudah disepakati.

Kebutuhan makan, listrik, bahan bakar kendaraan bisa dibebankan dari penghasilan suami dan penghasilan istri digunakan untuk biaya sekolah, kuota internet, dan jajan anak-anak. Sisa dari kebutuhan tersebut bisa ditabung dan diinvestasikan dalam sebuah unit bisnis.

#4. Gabungkan Keuangan Satu Sama Lain

Dengan menggabungkan keuangan dalam satu rekening akan lebih transparan terkait pengeluaran dan pemasukan. Juga mempermudah untuk kalkulasi kebutuhan apa saja yang dibebankan dari uang suami atau istri.

Tapi jika hal ini akan menimbulkan konflik dengan pasangan, pastikan kebutuhan apa saja yang dibebankan kepada suami atau istri terpenuhi. Sehingga baik suami atau istri tetap memiliki privasi terkait pendapatan masing-masing.

4 tips tadi bisa kamu jadikan referensi untuk mengatur keuangan kamu bersama pasangan, semoga bermanfaat.