free page hit counter

Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar Beserta Contohnya

Artikel diperbarui pada 7 Mei 2023.

Aset lancar dan tidak lancar bisa menjadi indikator penentu kekayaan perusahaan. Biasanya, aset ini dicatat dalam laporan keuangan. Kekayaan suatu perusahaan nantinya dapat menjadi ukuran likuiditas dan kesehatan keuangan.

Informasi terkait aset lancar atau tidak lancar ini sangat penting bagi para akuntan, investor, hingga pemilik bisnis. Selain itu, aset juga akan memberitahukan indikasi pertumbuhan bisnis secara tidak langsung. Semakin banyak asetnya, maka artinya perusahaan semakin kaya. Bila aset perusahaan terus meningkat dalam laporan, maka artinya perusahaan berhasil memperbanyak hartanya seiring berjalannya waktu.

Sebaliknya, jika pada laporan aset semakin berkurang, artinya perusahaan tengah dalam krisis. Baik aset lancar maupun tidak lancar, keduanya sama-sama berperan penting dalam bisnis. Namun, konteks likuiditas dan fungsinya berbeda. Simak pembahasannya di artikel ini.

Mengenal Aset

Pengertian aset lancar mungkin masih asing di telinga. Padahal, penting untuk mengenal aset terlebih dahulu. Aset merupakan harta berharga milik individu atau bisnis yang sangat berguna. Biasanya, aset mempunyai nilai tukar, ekonomis, serta komersial.

Dilihat dari sudut pandang akuntansi, aset bisa menjadi ekuitas dan liabilitas. Jadi, yang termasuk aset ada banyak, bisa jadi hutang atau tanggungan serta pendapatan. Masyarakat sendiri mengenal dua jenis aset, yakni aset lancar dan tidak lancar. Keduanya sama-sama menggambarkan kekayaan suatu perusahaan, hanya perannya yang berbeda.

Aset memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dengan komponen akuntansi lain. Berikut beberapa ciri-ciri aset.

  • Bisa dikendalikan atau dikuasai individu maupun badan usaha.
  • Memiliki manfaat ekonomi dan nilai tukar, sehingga bisa disimpan untuk masa depan.
  • Merupakan harta yang didapat dari transaksi atau peristiwa di masa lalu.

Pengertian Aset Lancar

Aset lancar bisa dibilang sebagai total kekayaan perusahaan dengan nilai likuiditas tinggi. Biasanya, aset ini bisa diubah menjadi uang dengan nilai pasar yang tetap dipertahankan. Manfaat aset lancar adalah untuk membiayai segala operasional perusahaan, mulai dari pembelian bahan baku, gaji, sampai uang sewa.

Sifat dari aset lancar sangat dinamis, maka dari itu mudah dijual dan bisa diganti dengan nilai aset yang lebih tinggi. Meskipun demikian, perusahaan perlu memiliki aset yang lancar cukup banyak agar proses produksi berjalan dan aman. Berikut beberapa karakteristik aset lancar.

  • Punya nilai ekonomi, maksudnya punya manfaat dan bisa digunakan banyak orang.
  • Memiliki pangsa pasar ketika hendak dijual.
  • Proses penjualannya berlangsung dengan cepat, hanya dalam waktu 1 tahun.
  • Aset lancar dibeli untuk perusahaan jual kembali di kemudian hari.
  • Fungsi aset lancar mirip seperti dana darurat atau tabungan yang dapat membiayai kebutuhan operasional saat perusahaan sedang krisis.
  • Kepemilikan aset jelas dan bisa dibuktikan melalui jalur hukum.
  • Transaksi aset lancar sudah dilakukan beberapa waktu ke belakang.

Contoh Aset Lancar

Membahas aset lancar dan tidak lancar tidak bisa terlepas dari contohnya. Berikut beberapa contoh aset lancar.

  • Kas, merupakan uang yang ada di laporan keuangan perusahaan. Biasanya, kas disimpan di bank atau perusahaan serta sifatnya bisa diambil sewaktu-waktu. Kas tidak ada bentuk fisiknya, namun dapat digolongkan sebagai aset lancar.
  • Piutang, merupakan pendapatan yang belum dimiliki pihak lain.
  • Surat berharga, berisi perusahaan perlindungan yang sifatnya sementara dan bisa dijual lagi. Jadi, saat perusahaan membutuhkan uang tunai, surat berharga bisa dijual.
  • Barang persediaan, merupakan produk yang dapat dibeli dan dijual kembali.
  • Beban, merupakan produk tambahan yang sudah dimiliki sebelumnya namun belum menjadi kewajiban untuk masa depan.
  • Inventaris, berisi produk milik perusahaan yang bisa dijual kembali.

Pengertian Aset Tidak Lancar

Sekilas dua jenis aset ini memang mirip, karena sama-sama aset. Namun, ternyata definisinya berbeda. Aset tidak lancar adalah jumlah kekayaan untuk simpanan jangka panjang.

Aset tidak lancar dapat menambah pendapatan secara pasif, karena ditutup sebagai pemberi suara tambahan. Manfaat dari aset tidak lancar tidak bisa langsung diterima. Perusahaan harus menunggu beberapa tahun agar dapat menikmati hasilnya. 

Aset tidak lancar tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang mendesak. Karakteristik lengkapnya adalah sebagai berikut.

  • Tidak dapat digunakan untuk biaya operasional saat sedang mendesak.
  • Manfaat bisa didapatkan di kemudian hari, tidak secara langsung.
  • Bentuknya berupa investasi jangka panjang, sehingga waktu penyimpanannya cenderung lebih lama.
  • Bisa meningkatkan penerimaan pasif.
  • Tidak dapat dijual langsung karena penampakannya tidak akan bertambah.

Contoh Aset Tidak Lancar

Contoh dari kedua jenis aset ini tentu saja berbeda. Berikut beberapa contoh aset yang tidak lancar.

  • Properti investasi, untuk melakukan penyewaan lokasi dan mendapat hadiah.
  • Kendaraan untuk perusahaan transportasi.
  • Pabrik untuk kegiatan operasi produksi beserta peralatan di dalamnya.
  • Aset tetap yang memiliki wujud fisik, tapi tidak bisa dijual dalam jangka waktu singkat.
  • Aset yang tidak memiliki wujud fisik, seperti lisensi, hak cipta, merek, dan lainnya.
  • Investasi untuk jangka panjang, seperti obligasi, wesel, atau hak kepemilikan di perusahaan lain.

Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar

Memang cukup sulit menemukan perbedaan antara keduanya, mengingat keduanya sama-sama aset. Dengan mengetahui perbedaannya, bisa lebih memilah mana aset yang digunakan untuk kebutuhan operasional dan mana aset perusahaan untuk investasi. Berikut perbedaannya.

1. Waktu

Aset lancar dan tidak lancar beda dari segi waktu pencairannya. Pada aset lancar, uang bisa dicairkan dalam waktu dekat. Hasilnya juga berupa uang tunai dan durasi pencairannya paling lama 1 tahun.

Sementara, aset yang tidak lancar berperan sebagai investasi jangka panjang. Bila memang dijual, perusahaan perlu menunggu waktu hingga 1 tahun lebih. Sejak awal, tujuan utama dari aset tidak lancar memang bukan sebagai alat pengganti uang tunai.

2. Tujuan

Dari segi tujuan, keduanya juga memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Aset lancar memang sengaja dibeli untuk penggunaan jangka pendek. Tujuannya adalah untuk membiayai proses produksi dan bentuknya bisa berupa perputaran uang.

Namun, aset tidak lancar dibeli dengan tujuan untuk investasi jangka panjang. Sehingga, hasilnya tidak akan dipakai untuk membiayai proses produksi. 

3. Manfaat

Perbedaan aset lancar dan tidak lancar bisa dilihat dari manfaat. Aset lancar dapat digunakan sebagai alat pembayaran sah. Sementara, aset tidak lancar tidak memungkinkan perusahaan untuk melakukan pembayaran apapun.

Jadi, manfaat aset lancar adalah untuk menjamin arus kas. Sedangkan, aset tidak lancar berperan penting dalam menjamin perlindungan usaha dan berusaha mempertahankan kekayaan dalam jangka waktu yang lama.

Mana yang paling penting? Kedua aset ini sama-sama penting karena berhubungan langsung dengan kekayaan perusahaan. Meskipun demikian, biasanya perusahaan berfokus dalam meningkatkan aset lancar.

Aset lancar bisa menjadi tabungan atau dana darurat saat perusahaan mengalami krisis. Sementara, aset tidak lancar berperan sebagai investasi atau kekayaan pasif. Jika kas dan aset lancarnya sehat, maka perusahaan bisa mengembangkan potensi aset lainnya yang mungkin dapat membantu perusahaan.

Aset lancar dan tidak lancar memang sekilas mirip, namun memilih pengertian, fungsi, dan perbedaan. Pada laporan keuangan, bedakan antara aset yang lancar dan tidak agar lebih mudah melakukan analisa. Selama kedua aset berjalan berkesinambungan, jaminan perusahaan untuk terus berkembang juga lebih besar.