free page hit counter

Perbedaan Reksadana Syariah Dan Konvesional, Mana Lebih Unggul?

Artikel diperbarui pada 24 Februari 2023.

OJK menyebutkan beberapa investasi yang aman dan bisa digunakan yakni reksadana. Perbedaan reksadana syariah dan konvensional mudah sekali dikenali. Beberapa perbedaan ini tentu punya praktik lapangan yang berbeda.

Selain hal itu juga mempengaruhi beberapa ketentuan dan aturan dalam investasinya. Oleh sebab itu tidak sulit dalam membedakan keduanya untuk digunakan dalam berinvestasinya. Simak penjelasan berikut ini dengan jelas dan rinci.

Perbedaan Yang Bisa Diketahui

Tentunya dalam reksadana sendiri memiliki banyak ragam jenis investasi yang tersedia termasuk dalam hal ini perbedaan reksadana syariah dan konvensional. Oleh sebab itu pasti ada perbedaan antara kedua reksadana tersebut, simak penjelasan berikut ini:

1. Prinsip Pengelolaan

Pertama yang bisa dibedakan antara reksadana syariah dan konvensional berada pada prinsip pengelolaan yang diterapkan. Dari segi pengelolaan reksadana syariah ini disesuaikan dengan nilai – nilai syariah islam, sedangkan untuk reksadana konvensional sesuai kontrak kolektif diawasi OJK saja.

Reksadana syariah ini harus didasarkan prinsip islam yang pengesahannya diawasi oleh dewan pengawas syariah atau disebut DPS. Sedangkan untuk konvensional ini hanya didasarkan pada kesepakatan yang kolektif, tidak syariah diawasi OJK.

Berdasarkan hal tersebut pastinya akan tampak perbedaan yang mendasar antara keduanya untuk dipilih berinvestasi. Oleh sebab itu sebelum menentukan mana yang digunakan untuk berinvestasi maka pahami perbedaan diantara keduanya.

2. Pembagian Keuntungan

Perbedaan reksadana syariah dan konvensional selanjutnya yakni perihal pembagian keuntungan yang akan didapatkan. Reksadana yang dilakukan dengan sistem konvensional maka pembagian keuntungannya dari suku bunga yang didapatkan.

Namun untuk reksadana syariah ini pembagian keuntungannya didasarkan pada aturan syariah yang digunakan. Dalam hal ini tentu memiliki ketentuan dengan kesepakatan yang berbeda dalam prosesnya.

Rasio keuntungan juga akan berbeda antara reksadana syariah dan reksadana konvensional. Oleh sebab itu bisa cari mana yang sesuai dengan tujuan dan visi yang akan dicapai dalam berinvestasi kedepannya.

3. Efek Portofolio

Dalam hal ini perbedaan reksadana syariah dan konvensional terletak pada efek portofolionya. Reksadana konvensional memperbolehkan terjadinya atau dilakukannya semua efek portofolio, sedangkan untuk reksadana syariah ada batasannya.

Beberapa efek yang diperbolehkan dalam reksadana syariah ini harus masuk dalam daftar efek syariah atau biasa disebut dengan DES. Oleh sebab itu peraturan dalam syariah ini lebih ketat dan terorganisir.

Otomatis peran hukum secara syari akan lebih mendominasi pada reksadana syariah karena memang menjadi landasan yang utama. Sedangkan reksadana konvensional berbeda jauh dengan jenis syariah.

4. Pengikatan Kontrak Atau Akad

Selanjutnya perbedaan reksadana syariah dan konvensional bisa dilihat dari kesepakatan yang dibuat antara investor dengan pihak manajer investasi. Dalam reksadana syariah menggunakan akad musyarakah, ijarah dan mudharabah. Dimana didalamnya diatur lagi sesuai syariah Islam.

Sedangkan untuk reksadana konvensional ini kesepakatan dilakukan tidak terikat apapun, hanya disesuaikan dengan kesepakatan yang terjadi. Oleh sebab itu tidak ada keterikatan dan aturan halal dan non halal yang terjadi didalamnya.

Kembali lagi jika syariah pastinya ada unsur aturan syari yang memang dalam hukum islam diperbolehkan. Apabila tidak sesuai dengan hukum islam maka tidak diperbolehkan, sehingga bagi investor yang mungkin menginginkan ketidakterikatan dengan syari maka bisa pilih secara konvensional.

5. Pemisahan Keuntungan

Dalam ilmu investasi disebut dengan cleansing untuk sumber pendapatan yang telah diperoleh selama melakukan investasi. Istilah ini jika dalam reksadana syariah maka pendapatan yang didapat harus dibedakan dari halal dan tidak halalnya.

Otomatis semua pendapatan yang diperoleh akan ada bagian yang mungkin tidak halal maka tidak akan diambil. Berbeda dengan reksadana konvensional yang segala pendapatan akan diambil tidak ada istilah halal dan non halal di dalamnya.

Reksadana syariah mewajibkan dilakukan pembersihan atau cleaning pada setiap pendapatan yang dihasilkan dari proses investasi. Sedangkan untuk reksadana konvensional hanya disesuaikan dengan ketentuan OJK dan tidak lebih dari itu.

Keunggulan Kedua Jenis Reksadana

Sebenarnya diantara jenis reksadana syariah dan juga konvensional memiliki banyak keunggulan masing – masing. Dimana keunggulan ini bertujuan untuk mengatur dengan jelas ranah investor dan kepastian sistem investasi yang terjadi seperti apa.

Tidak jauh dari hal tersebut memang secara reksadana syariah ini memiliki tujuan yang lebih terperinci dengan metode halal dan haramnya. Otomatis memang difungsikan adanya dewan pengawas syariah ini yang nanti mengatur agar investor tidak rugi dengan sia – sia.

Kemaslahatan antara kedua belah pihak memang menjadi hal yang dituju pada reksadana syariah ini, tidak hanya tujuan yang sifatnya keuntungan saja. Oleh sebab itu memang dalam hal ini banyak yang salah paham dengan label syariah hanya untuk penganut agama tertentu padahal tidak.

  • Pengelolaan yang profesional, dimana kedua jenis reksadana memiliki suatu ketentuan yang berbeda serta kelebihan dan kekurangan yang tersendiri.
  • Selain itu juga memiliki transparansi dalam hal informasi yang disampaikan kepada investor.
  • Telah diawasi dan terstandarisasi pada ketentuan OJK.

Tips Memilih Jenis Reksadana

Selanjutnya setelah mengetahui perbedaan reksadana syariah dan konvensional maka akan dijelaskan tips yang bisa dilakukan dalam proses pemilihan ini. Banyak pemula yang bingung menentukan pilihannya untuk jenis reksadana yang digunakan.

1. Menetapkan Tujuan

Pertama yang perlu dan bisa dilakukan yakni menetapkan tujuan yang disesuaikan pada jenis reksadana yang nanti dipilih. Dengan menetapkan tujuan tentu akan dengan mudah memilih jenis reksadana dan strategi yang digunakan nantinya.

Jenis reksadana tentu punya karakteristik yang perlu dipahami dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Label syariah ini tidak hanya terbatas pada ajaran agama tertentu, jadi bisa digunakan oleh investor non islam juga.

2. Memahami Resiko

Pemahaman terkait resiko tentunya bisa membuat perencanaan dalam investasi yang dilakukan menjadi terarah. Apabila telah memahami resikonya tentu sudah ada tindakan yang menjadi tameng saat ada masalah yang datang.

Perencanaan tersebut bisa jadi langkah untuk mengatasi segala resiko dan masalah yang datang dalam proses investasi. Otomatis penting untuk mengetahui segala resiko yang berkaitan dalam hal ini.

3. Menentukan Jangka Waktu

Jangka waktu yang dimaksud disini yakni disesuaikan dengan tujuan diawal tadi seperti apa. Dengan ketersediaan jenis reksadana yang beragam dan tujuan investasi sudah diketahui maka mudah menyesuaikan dengan jangka waktu yang diambil.

Pemilihan jangka waktu ini juga harus disesuaikan dengan kemampuan diri. Selain itu juga bisa tentukan dengan keinginan dan perencanaan yang sesuai.

4. Menemukan Manajer Investasi

Penting memang dalam hal ini mengetahui dan memilih manajer investasi yang memang terpercaya dan aman digunakan. Pastikan manajer investasi yang digunakan memang mumpuni dalam bidangnya, untuk membantu memantau pergerakan investasi dengan mudah.

Demikian uraian terkait dengan perbedaan reksadana syariah dan konvensional yang bisa diketahui dengan mudah dan simple. Kedua jenis reksadana ini tentu berbeda dalam sistem penerapannya, tinggal sesuaikan dengan keinginan dan tujuan.

Namun memang secara syariah ini aturan memang terlihat rbet dan ketat namun banyak manfaat yang diambil dari hal itu. Salah satunya memang bertujuan agar kedua belah pihak tidak merasakan kerugian yang terjadi.

Oleh sebab itu dengan syariah memang penting menjunjung asas ini adalah sistem pengaplikasian investasinya. Otomatis pastinya minim kecurangan dan kerugian pada salah satu pihak.