free page hit counter

Contoh Kontrak Derivatif Syari’ah, Transaksi dengan Cuan dan Risiko Tinggi

Artikel diperbarui pada 15 Januari 2023.

Mengetahui contoh kontrak derivatif Syari’ah menjadi hal yang penting ketika baru akan terjun ke pasar investasi dengan tipe transaksi seperti ini. Bagi orang awam, adanya contoh tentu akan memudahkan dalam mendalami hal tersebut.

Adanya kontrak derivatif ini berguna dalam pengelolaan aset yang bersifat komoditas seperti saham untuk melindungi dari resiko pergerakan harga. Dalam ilmu syari’ah sendiri, pasar derivatif masih banyak diperbincangkan. Hal tersebut diakibatkan kekhawatiran adanya spekulasi pada harga.

Sedangkan sesuatu yang bersifat spekulasi dilarang dalam ajaran islam. Agar lebih memahami tentang kontrak perjanjian ini dari syari’ah, berikut akan dibahas tentang transaksi satu ini lengkap dengan contoh. Yuk, mari simak informasinya!

Definisi Derivatif Dalam Dunia Investasi

Sebelum masuk ke dalam contoh kontrak Derivatif Syari’ah beserta penjelasan lainnya, tentu hal pertama yang harus dipahami adalah tentang transaksi derivatif itu sendiri. Contoh transaksi ini adalah jual beli saham, obligasi, atau indeks saham yang berada pada bursa.

Secara umum, transaksi derivatif merupakan sebuah transaksi jual beli aset dan komoditas tertentu yang dilakukan melalui perjanjian kontrak antara dua pihak atau lebih. Harga transaksi yang diberikan telah disepakati dan tercantum dalam kontrak tersebut.

Salah satu jenis instrumen keuangan ini tentunya diawasi oleh Bursa Efek Indonesia dan juga BAPPEBTI sebagai badan pengawas perdagangan komoditi berjangka. Kedua badan ini menjadi pusat pengawasan penjualan produk investasi.

Transaksi Derivatif dalam Pandangan Islam

Kontrak Derivatif dibuat berdasarkan nilai aset pendasar yang berupa komoditi, saham, atau mata uang asing. Jenis aset investasi tersebut tentu akan memiliki perubahan harga saat mengalami pergerakan dalam beberapa bulan atau tahun.

Walau dari segi harga aset akan dikhawatirkan terjadinya gharar atau ketidakpastian dan spekulasi atas barang yang diperjualbelikan. Dengan adanya kontrak derivatif menjadi terlihat berapa nilai pokok dan nilai perubahannya pada jarak waktu tertentu.

Dengan begitu, aset yang diperjualbelikan pada transaksi derivatif menjadi lebih jelas dan terhindar dari adanya ketidakpastian serta spekulasi. Selain itu, kontrak derivatif juga melindungi aset yang diperjualbelikan dari fluktuasi harga yang mungkin terjadi di masa depan.

Macam-Macam Kontrak Derivatif

Secara konvensional, terdapat 4 macam kontrak atau transaksi derivatif yang bisa digunakan para investor dalam mendapatkan aset atau instrumen investasinya. Seluruh penyerahan aset akan dilakukan pada akhir perjanjian waktu yang dilakukan. Macam kontrak tersebut yaitu:

  • Forward Contract atau Kontrak Serah. Jenis kontrak derivatif ini merupakan sebuah perjanjian antar dua pihak yang jumlah, harga, serta waktu penyerahannya tertera jelas di dalam perjanjian dan akan berakhir saat komoditas diserahkan secara fisik.
  • Optional Contract atau Kontrak Opsi. Kontrak transaksi jenis ini berguna untuk melindungi diri dari resiko atau nilai dan terdapat dua opsi, yaitu jual dan beli.
  • Kontrak Berjangka atau Future Contract. Hampir sama dengan Forward Contract, jenis derivatif ini sudah jelas harga, jumlah, serta waktu penyerahan komoditi yang dibeli dan telah disetujui dua belah pihak, yang membedakan kontrak ini dilakukan pada bursa berjangka.
  • Kontrak Swap. Merupakan sebuah kontrak untuk melakukan pertukaran biasanya valuta yang memiliki interest rate yang fluktuatif, melalui penjualan dan pembelian secara tunai (spot) dan akan ditransaksikan kembali secara berjangka.

Contoh Kontrak Derivatif dengan Sistem Syari’ah

Setelah mengetahui jenis-jenisnya, sebelum terjun langsung membeli produknya, calon investor juga perlu mengetahui contoh kontrak derivatif syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia. Kontrak ini bisa dibeli dan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kontrak Berjangka Surat Utang Negara Syari’ah

Surat Utang Negara yang dapat dibeli oleh masyarakat tidak hanya dalam bentuk konvensional, tetapi juga syari’ah. Kontrak surat utang atau biasa disebut Sukuk ini dijual dengan harga di masa depan.

Hal tersebut dikarenakan jumlah SUN yang besar, sehingga perlu instrumen lindung nilai pada produk ini. Pada tahun 2022, Sukuk Ritel yang diawasi oleh Majelis Ulama Indonesia ditawarkan dengan kupon 4,95%.

Lalu, apa manfaat dari penjualan surat utang ini? Hasil dari penjualan tersebut akan digunakan untuk membiayai berbagai pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia. Jenis investasi ini cocok bagi investor yang ingin memiliki investasi jangka panjang.

2. LQ45 Futures Syariah

Selain Surat Utang Negara, contoh kontrak derivatif syari’ah selanjutnya yaitu LQ45 Futures Syari’ah. Ketika melakukan pembelian efek disini, LQ45 memerlukan pemiliknya membeli underlying secara derivatif seperti Saham, Index, ataupun Obligasi.

Bagi pemula, instrumen investasi yang dijual di LQ45 Syari’ah cocok bagi investor pemula yang masih belajar tentang pasar efek dan derivatif. Efek Syari’ah yang diterbitkan masuk ke dalam Indeks Saham Syari’ah Indonesia.

Daftar perusahaan yang masuk ke dalam indeks ini secara berkala dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada bulan Mei dan November. Perusahaan yang masuk LQ45 Syari’ah dalam kegiatan usahanya perlu bebas dari kegiatan yang haram, seperti perjudian.

Risiko Transaksi Derivatif yang Perlu Diketahui Investor

Walau menggunakan hukum syari’ah, kontrak yang dilakukan dari transaksi derivatif tak terlepas dari yang namanya resiko. Perlu diketahui jenis investasi ini ternyata memiliki resiko yang tinggi walau keuntungan dan hasilnya besar.

Tidak hanya investor, perusahaan yang menggunakan transaksi derivatif juga memiliki resiko yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan efek yang dijual menggunakan harga di masa depan yang belum diketahui berapa nilainya, bisa lebih tinggi, bisa juga lebih rendah.

Tata Cara Bertransaksi di Pasar Derivatif

Setelah mengetahui contoh kontrak derivatif syari’ah, tentu sebagai pemula juga perlu memahami bagaimana tata cara untuk bertransaksi di pasar tersebut. Cara serta strategi yang digunakan untuk melakukan transaksi di pasar ini sedikit berbeda. Berikut ulasannya:

  • Pahami terlebih dahulu apa itu derivatif agar tidak merasa dirugikan di akhir periode kontrak.
  • Investor perlu melakukan penyetoran sejumlah margin saat kontrak dilakukan dan tidak dapat ditarik kembali hingga transaksi selesai.
  • Perlu memiliki akun perdagangan yang aktif untuk pasar derivatif, investor bisa meminta bantuan jasa broker untuk melakukan pemesanan secara daring.
  • Untuk pemilihan efek yang akan dibeli, investor perlu memperhatikan faktor kemampuan modal, harga kontrak yang diberikan, dan harga efek pada pasar.
  • Perhatikan pula berapa persen margin yang akan didapat supaya tidak mengalami kerugian yang besar di akhir kontrak.

Itulah contoh kontrak derivatif syari’ah yang bisa dimiliki secara bebas. Walau bersifat syari’ah, transaksi derivatif yang menggunakan harga di masa depan mengharuskan para calon investor untuk membaca seluruh perjanjian yang ada.

Tipe transaksi ini memiliki resiko yang cukup tinggi karena harga yang tidak bisa diprediksi pada masa depan. Selain isi perjanjian, pemilihan jenis efek derivatif yang ingin dibeli juga perlu diperhatikan agar sesuai dengan kemampuan investor.

Untuk memiliki kontrak efek derivatif, para investor bisa menghubungi broker sebagai perantara dengan penjual efek secara daring. Investor tidak perlu repot untuk mengunjungi perusahaan atau broker langsung karena teknologi yang semakin berkembang sehingga dapat dilakukan secara digital.