free page hit counter

Jauh Melesat Lebih Cepat, Akhirnya Market Cap BRIS Masuk 10 Besar!

Artikel diperbarui pada 29 Oktober 2022.

BRIS masuk 10 besar list Big Cap BEI. | @nicedream30 – FREEPIK

IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan sudah ditutup dan diketahui menguat 0,33% di level 6.222,52 pada hari Kamis, 11 Februari 2021. Perdagangan ini resmi ditutup lebih singkat, dikarenakan adanya libur Imlek atau tahun baru China.

Sepanjang itu, IHSG berhasil melesat hingga 1,15% yang mana nilai perdagangan selama sepekan berhasil mencapai angka Rp.72,1 triliun. Lalu, sebanyak 75,2 miliar saham berhasil pindah tangan sebanyak 6,6 juta kali.

Sayangnya, investor asing malah melakukan aksi jual masih di tengah minimnya  katalis postif yang ada di bursa domestik. Saat itu, investor asing sudah melakukan pembukuan net sell (penjualan bersih) sebesar Rp.573, 8 miliar.

Tahukah kamu bahwa berdasarkan data Bursa Efek Indonesia atau BEI, total kapitalisasi pasar saham-saham big cap memiliki penurunan menjadi Rp. 3,125 triliun di tengah IHSG yang masih menguat.

Data Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap (RP T)

No. Emiten 11 Feb No. Emiten 05 Feb No. Emiten 29 Jan
1 BBCA/ Bank Central Asia 840 1 BBCA/Bank Central Asia 844 1 BBCA/Bank Central Asia 825
2 BBRI/ Bank Rakyat Indonesia 571 2 BBRI/Bank Rakyat Indonesia 546 2 BBRI/Bank Rakyat Indonesia 510
3 TLKM/Telkom 316 3 TLKM/Telkom 326 3 TLKM/Telkom 308
4 BMRI/ Bank Mandiri 300 4 BMRI/Bank Mandiri 303 4 BMRI/Bank Mandiri 304
5 UNVR/Unilever 274 5 UNVR/Unilever 276 5 UNVR/Unilever 264
6 ASII/Astra 237 6 ASII/Astra 247 6 ASII/Astra 247
7 TPIA/Chandra Asri 193 7 TPIA/Chandra Asli 195 7 TPIA/Chandra Asli 181
8 HMSP/Sampoerna 161 8 HMSP/Sampoerna 163 8 HMSP/Sampoerna 152
9 BRIS/Bank Syariah Indonesia 117 9 EMTK/Emtek 120 9 EMTK/Emtek 107
10 EMTK/Emtek 116 10 BBNI/Bank Negara Indonesia 116 19 ICBP/Indofood 106

Sumber data: BEI, berdasarkan data harga saham, Kamis (11/02/2021)

Dari data di atas, kamu dapat melihat bahwa mayoritas saham-saham tersebut mengalami penurunan market cap. Menariknya, hanya ada 1 saham yang memiliki market cap naik dan 1 saham baru yang masuk ke dalam list big cap BEI.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menduduki posisi pertama seperti pekan-pekan sebelumnya dengan nilai market cap senilai Rp.840 triliun dan mengalami penurunan senilai Rp.4 triliun dari pekan sebelumnya.

Posisi kedua pun masih tetap dipegang oleh BBRI atau PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang memiliki nilai market cap sebesar Rp.571 triliun. Menariknya, market cap BBRI mengalami kenaikan hingga Rp.25 triliun, dibandingkan dengan market cap lainnya yang mengalami penurunan.

Dan inilah market cap yang mengalami kenaikan luar biasa dan berhasil mendepak market cap EMTEK atau PT Elang Mahkota Teknologi TBK ke posisi 10, yaitu BRIS. PT Bank Syariah Indonesia Tbk ini sudah resmi masuk ke dalam 10 besar big cap BEI dengan market cap senilai Rp.117 triliun.

Perlu kamu ketahui bahwa market cap atau kapitalisasi pasar merupakan nilai pasar dari sebuah emiten, yaitu perkalian antara harga saham dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Semakin besar nilai market cap tersebut, maka akan semakin berpengaruh besar pada pergerakan IHSG.

Awalnya, IHSG memiliki katalis positif dan telah mendapatkan rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sangat baik, yaitu dari level 92 di bulan November menjadi 96,5 di bulan Desember.

Perlu kamu ketahui bahwa dalam prakteknya, IKK menggunakan batas di angka 100. Artinya, siapapun yang masuk level di bawah angka tersebut, maka mengindikasikan rasa pesimisme, sedangkan jika di atas angka tersebut, maka akan mengindikasikan rasa optimisme belanja.

Dalam hal ini, msayarakat masih memiliki rasa pesimisme ketika memandang outlook ekonomi. Tetapi, hal ini tentu tidak seburuk di bulan sebelumnya yang membuat harapan muncul, bahwa konsumsi akan mengalami perbaikan mulai bulan Januari.

Jika dilihat dari sisi pengeluaran, belanja masyarakat telah menyumbang sekitar 57% dari Produk Domestik Bruto atau PDB. Sehingga, perbaikan konsumsi tentu akan sangat membantu agar perekonomian nasional dapat pulih kembali.

Sehari kemudian, aksi ambil untung langsung menerpa dengan pemodal asing yang membukukkan net sell hingga mencapai Rp.533 milyar. Hal ini terjadi karena banyak dari mereka yang masih khawatir terkait vaksinasi yang ada di Indonesia masih terbilang lambat, yaitu baru sekitar 1 juta orang dari jumlah 256 rakyat Indonesia.

Meskipun begitu, para pemodal kembali memburu beberapa saham unggulan pada dua hari perdagangan setelah kejadian tersebut. Para pemodal itu mendompleng sentimen positif yang terdapat pada bursa global, terutama Amerika Serikat (AS) yang semakin dekat menekan stimulus pandemi, yaitu senilai US$ 1,9 triliun.

Di sisi lain, para pemodal menyambut positif fakta melandainya temuan kasus baru covid-19 selama tiga hari berturut-turut, yaitu di kisaran 8.000/hari dari biasanya yang mencapai angka 10.000/hari. Namun, kamu yang tergabung sebagai para pemodal harus selalu waspada terhadap ancaman kenaikan pada libur imlek yang memiliki peluang memicu munculnya klaster keluarga sebagai pusat-pusat penyebarannya.